MWCNU Kraksaan Gelar Seminar Nasional ‘Tabayyun Sebelum Sharing’ Tingkatkan Literasi Digital Generasi Muda dalam Menangkal Hoaks

Sabtu, 26 Oktober 2024, Lembaga Ta lif wan Nasyr Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (LTN MWCNU) Kraksaan menyelenggarakan seminar nasional bertajuk Tabayyun Sebelum Sharing, Literasi NU untuk Anti Hoaks. di kantor MWCNU Kraksaan sebagai bagian dari tindak lanjut kerja sama strategis dengan Pascasarjana Universitas Nurul Jadid (UNUJA). Seminar ini bertujuan untuk memberikan bekal bagi generasi muda agar mampu memilah informasi di tengah derasnya arus digital yang membawa banyak informasi, termasuk hoaks yang berpotensi mengganggu keutuhan sosial.
Dalam acara yang digelar di kantor MWCNU Kraksaan ini, sejumlah tokoh penting turut hadir, antara lain Rois Suriah H. Ahmad Haidlori, M.Pd.I., seluruh pengurus MWCNU Kraksaan, serta komunitas NU yang meliputi Muslimat, IPPNU, dan Fatayat. Generasi muda sebagai peserta utama tampak sangat antusias dan menunjukkan kesadaran tinggi akan pentingnya literasi digital untuk menangkal informasi palsu atau hoaks yang sering kali menyusup di media sosial, menggoyahkan keharmonisan masyarakat.

Wakil Rektor III UNUJA, Dr. H. Hasan Baharun, M.Pd., membuka acara dengan pesan yang mendalam mengenai media sosial sebagai pedang bermata dua. Media sosial dapat menjadi sumber ilmu dan wawasan yang luas, namun juga menjadi ladang hoaks jika kita tidak berhati-hati. Kehati-hatian di media sosial kini adalah sebuah kewajiban. Setiap generasi muda perlu memahami dampak dari setiap klik dan ‘share’ yang mereka lakukan, jelas Dr. Hasan, seraya mengajak para peserta untuk bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan media sosial.

Sebagai narasumber utama, Ahmad Sahidah, Ph.D., dosen dan ahli literasi digital, menguraikan peran penting tabayyun atau verifikasi informasi di era digital ini. Dalam penjelasannya, Dr. Ahmad menekankan bahwa generasi muda adalah garda terdepan dalam menjaga kebenaran informasi di dunia digital. Generasi muda harus menjadi penjaga pintu informasi. Konsep tabayyun yang NU ajarkan adalah cara kita mencegah konflik sosial yang timbul akibat hoaks. Dengan melakukan verifikasi, kita turut menjaga stabilitas sosial dan meningkatkan kepercayaan publik, ujarnya.

Melalui pemaparan yang konkret dan disertai contoh-contoh nyata, Dr. Ahmad menekankan bagaimana hoaks bisa mengikis kepercayaan publik dan menciptakan friksi di antara kelompok masyarakat. Beliau juga menekankan bahwa literasi digital adalah bentuk kontribusi generasi muda yang nyata untuk mewujudkan masyarakat yang harmonis. Di era digital, literasi adalah bentuk kontribusi yang signifikan untuk menjaga keutuhan dan kedamaian di tengah keberagaman kita, tambah Dr. Ahmad.

Para peserta seminar aktif dalam sesi tanya jawab, menunjukkan ketertarikan dan tekad untuk turut ambil bagian dalam gerakan anti-hoaks. Mereka menyampaikan harapan bahwa seminar ini dapat menjadi awal dari langkah-langkah edukatif yang lebih luas dalam meningkatkan literasi digital, terutama di kalangan anak muda. Kehadiran acara ini diharapkan mampu membangkitkan kesadaran bagi generasi muda akan pentingnya melakukan tabayyun terhadap setiap informasi yang diterima dan dibagikan.

LTN MWCNU Kraksaan dan UNUJA berkomitmen untuk terus melanjutkan program-program edukatif sejenis yang berfokus pada literasi digital dan verifikasi informasi. Diharapkan, kegiatan-kegiatan ini mampu menciptakan generasi yang lebih cerdas, bijak, dan peduli terhadap kebenaran informasi, serta memperkuat solidaritas sosial di tengah tantangan digitalisasi yang semakin kompleks.