UNUJA Gelar Webinar Nasional: Dekolonisasi Pengetahuan untuk Menjawab Krisis Dominasi Teori Sosial Barat

Bagikan:

Kamis, 9 Oktober 2025

Diakses: 30 kali

Responsive image

Paiton, 05 Oktober 2025 – Di tengah derasnya arus globalisasi dan dominasi teori sosial Barat yang kerap dijadikan acuan utama dalam kurikulum pendidikan tinggi Indonesia, Program Doktoral Studi Islam Pascasarjana Universitas Nurul Jadid (UNUJA) menggelar Webinar Nasional bertajuk “Dekolonisasi Pengetahuan: Mengkritisi Dominasi Teori Sosial Barat dalam Kurikulum Akademik”, Ahad (05/10) pukul 13.00 WIB.

Kegiatan yang diikuti oleh 89 peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, dan praktisi pendidikan ini menjadi ruang intelektual untuk merenungkan kembali arah keilmuan bangsa. Diskusi dipandu oleh Dr. Abu Khaer, MA., Hum., dosen Pascasarjana UNUJA, dengan menghadirkan tiga narasumber yang berkompeten di bidang filsafat, ilmu sosial, dan kajian Islam kontemporer.

Dr. Ferry Hidayat, MA. (Dosen Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta) dalam pemaparannya menegaskan bahwa kurikulum akademik di Indonesia masih terlalu bertumpu pada konstruksi sosial Barat. “Akibatnya, kita sering terjebak menjadi konsumen ilmu, bukan produsen. Padahal, masyarakat Indonesia memiliki pengalaman sosial yang khas dan patut menjadi sumber teori,” tegasnya.

Sementara itu, Muhammad Al-Fayyadl, M.Phil. (Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid) menyoroti pentingnya menghadirkan tradisi pesantren dan khazanah Islam Nusantara sebagai tawaran epistemologi alternatif. Menurutnya, dekolonisasi bukanlah menolak Barat sepenuhnya, melainkan mengkritisi dominasi agar ada ruang dialog setara. “Pesantren menyimpan kekayaan intelektual yang bisa memperkaya wacana global. Sudah saatnya itu kita gali dan formulasikan dalam dunia akademik,” ujarnya.

Sedangkan Ahmad Sahidah, Ph.D. (Dosen Pascasarjana UNUJA) menekankan pentingnya keberanian generasi muda untuk keluar dari kungkungan teori mapan yang tidak kontekstual. Ia menyebut, dekolonisasi adalah jalan menuju kemandirian intelektual bangsa. “Ilmu pengetahuan harus berpihak pada realitas sosial kita sendiri, bukan hanya menyalin dari luar,” tegasnya.

Webinar ini tidak hanya memperkaya wawasan peserta, tetapi juga memiliki dampak strategis. Secara internal, UNUJA meneguhkan komitmennya untuk mengembangkan tradisi ilmiah yang kritis dan berbasis pada nilai lokal. Secara eksternal, kegiatan ini berkontribusi pada gerakan intelektual nasional yang berusaha mengurangi ketergantungan pada teori sosial Barat, serta membuka ruang kolaborasi dengan berbagai lembaga akademik untuk membangun ilmu pengetahuan yang lebih berdaulat.

Saat ini memperlihatkan urgensi diskursus semacam ini. Di era digital, di mana arus informasi dan teori global semakin deras, bangsa Indonesia perlu memastikan kurikulumnya tidak sekadar mengimpor teori, melainkan mampu mengekspor pemikiran yang lahir dari pengalaman sosial-budaya sendiri. Melalui webinar ini, UNUJA menegaskan diri sebagai perguruan tinggi pesantren yang tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga melahirkan gagasan baru untuk menjawab tantangan zaman.

Berita Terkait

Lagi-lagi Dosen Tetap Pascasarjana Universitas Nurul Jadid sekaligus menjabat sebagai Direktur Pasca

Rabu, 23 November 2022

Di Kendari, Rektor UNUJA Syiarkan Urgensi Penguatan Aswaja Bagi Indonesia

Minggu, 3 Juli 2022

Seminar Nasional:UNUJA dan IGRA Kabupaten Probolinggo Bersinergi Wujudkan Sekolah Bebas Drama

Minggu, 13 Oktober 2024

Direktur Pascasrjana Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo (UNUJA) pada Senin, 15 Agustus 2022

Sabtu, 20 Agustus 2022

Jl. PP Nurul Jadid, Dusun Tj. Lor, Karanganyar, Kec. Paiton, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur 67291

+628883077077
pasca@unuja.ac.id

External Link

BIMA Litapdimas
� 2023 UNIVERSITAS NURUL JADID